BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit diare
hingga saat ini masih menjadi masalah di Indonesia. Padahal berbagai upaya
penanganan, baik secara medik maupun upaya perubahan tingkah laku dengan
melakukan pendidikan kesehatan terus dilakukan. Namun upaya-upaya tersebut
belum memberikan hasil yang menggembirakan. Setiap tahun penyakit ini masih
menduduki peringkat atas, khususnya di daerah-daerah miskin.
Uniknya,
jumlah penderita diare yang datang ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
jauh lebih sedikit dibanding jumlah penderita sebenarnya. Mereka yang memeriksakan diri ke Puskemas didata hanya
25 dari per 1.000 penduduk. Namun berdasarkan survei yang dilakukan Depkes
(Departemen Kesehatan) melalui survei kesehatan rumah tangga, ternyata
penderita diare berjumlah 300 per 1.000 penduduk (Sinar Harapan, 2003).
Diare
menyerang siapa saja tanpa kenal usia. Diare yang disertai gejala buang air
terus-menerus, muntah dan kejang perut kerap dianggap bisa sembuh dengan
sendirinya, tanpa perlu pertolongan medis. Memang diare jarang sekali yang berakibat
kematian, tapi bukan berarti bisa dianggap remeh. Penyakit yang juga populer
dengan nama muntah berak alias muntaber ini bisa dikatakan sebagai penyakit
endemis di Indonesia, artinya terjadi secara terus-menerus di semua daerah,
baik di perkotaan maupun di pedesaan, khususnya di
daerah-daerah miskin. Di kawasan miskin tersebut umumnya penyakit diare
dipahami bukan sebagai penyakit klinis, sehingga cara penyembuhannya tidak
melalui pengobatan medik (Sunoto, 1987). Kesenjangan pemahaman semacam ini merupakan
salah satu penyebab penting yang berakibat pada lambatnya penurunan angka
kematian akibat diare (Surya Candra et al, 1990).
Kesenjangan
pemahaman akan keadaan tubuh, dikarenakan bahwa masyarakat mengembangkan
pengertian sendiri tentang sehat dan sakit sesuai dengan pengalaman hidupnya
atau nilai-nilai yang diturunkan oleh generasi sebelumnya (Wolinsky, 1988).
Artinya, masyarakat lapisan bawah seringkali mendefinisikan dirinya sakit
tergantung pada persepsi dirinya akan penyakit tersebut. Mungkin, mereka
mempersepsikan bahwa diare merupakan penyakit yang serius bila penyakit
tersebut telah mengganggu aktivitasnya dalam mengerjakan pekerjaan pokoknya.
Pemukiman kumuh
merupakan kawasan yang menjadi tempat berkembangnya diare. Padahal di perkotaan
seperti Jakarta, kawasan kumuh terus berkembang, karena semakin mahal dan
terbatasnya lahan yang tersedia untuk pemukiman. Kerapatan, bangunannya sangat
tinggi (walaupun bangunannya permanen), tidak teratur, kondisi ventilasinya
buruk, dan sanitasi lingkungan tidak terlalu baik merupakan ciri pemukiman
kumuh.
Lingkungan yang
buruk disertai rendahnya tingkat kesadaran masyarakat untuk berperilaku sehat
menjadikan kawasan kumuh sebagai kawasan yang rawan akan penyebaran penyakit.
Lingkungan yang buruk menjadi penyebab berkembangbiaknya berbagai virus
penyakit menular. Karena itu berbagai infeksi penyakit sering terjadi pada para
penghuni kawasan kumuh. Penyakit menular yang sering dijumpai adalah diare,
diikuti dengan penyakit infeksi lainnya seperti thypoid, ispa, penyakit kulit,
campak, leptospirosis, demam berdarah dengue (DBD) (Astuti MSA, 2002). Kelangkaan air bersih menjadi sebab utama pemicu penyakit
ini. Gaya hidup yang jorok, tidak memperhatikan sanitasi menyebabkan usus
rentan terhadap serangan virus diare.
Namun, seperti
yang telah dijelaskan di atas, berkembangnya perilaku pencegahan ini sangat
tergantung pada kondisi pribadi masing-masing individu, termasuk persepsi
individu bersangkutan dalam memandang diare. Dengan kata lain jika seseorang
mempersepsikan diare adalah penyakit yang membahayakan maka yang bersangkutan
dapat diproyeksikan akan semakin berusaha keras untuk melakukan pencegahan agar
tidak terserang diare. Sebab, upaya pencegahan penyakit ini bersumber pada
seluruh aktivitas manusia yang berkaitan dengan upaya preventif (Aswitha
Budiarso, 1987).
1.2 Rumusan
Masalah
Beberapa hal yang menjadi pokok permasalahan dalam pembahasan makalah ini adalah:
1 Apa diare itu?
Beberapa hal yang menjadi pokok permasalahan dalam pembahasan makalah ini adalah:
1 Apa diare itu?
2.
Apa faktor pencetus diare?
3.
Apa penyebab diare?
4.
Bagaimana cara penularan diare?
1.3 Maksud dan
Tujuan
Sesuai dengan masalah yang dirumuskan diatas maksud dan tujuan inipun dirumuskan guna memperoleh suatu deskripsi tentang
Sesuai dengan masalah yang dirumuskan diatas maksud dan tujuan inipun dirumuskan guna memperoleh suatu deskripsi tentang
1
Definisi Diare
2.
faktor pencetus diare
3.
penyebab diare
4.
cara penularan diare
1.4 Manfaat
Dalam penyusunan makalah ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak. Adapun manfaat penyusunan itu diantaranya :
1. Berfungsi sebagai
literatur-literatur bagi pelajar yang ingin memperdalam wawasan tentang masalah
kesehatan Khususnya tentang penyakit diare
2. Para
pembaca dapat mengetahui lebih dalam tentang penyakit diare
1.5 Sistematika
Penulisan
Untuk mempermudah penyusunan laporan
hasil penelitian, maka penulis akan membuat susunan Karya tulis sebagaimana
sistematika di bawah ini:
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Diare adalah Suatu penyakit dengan
tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja , yang melembek
sampai mencair dan bertambahnya frekwensi berak lebih dari biasanya (3 kali
atau lebih dalam 1 hari).
Diare seringkali disertai kejang
perut dan muntah-muntah, diare disebut juga muntahber (muntah berak) ,muntah
menceret atau muntah bocor. Diare menyebabkan cairan tubuh terkuras keluar
melalui tinja. Jika tinja atau kotoran tersebut mengandung lendir dan darah,
penderita telah mengalami fase yang disebut disentri. Diare dapat terjadi dalam kadar yang ringan maupun berat. Biasanya terjadi
secara mendadak, bersifat akut, dan berlangsung dalam waktu lama. Penyakit ini
dapat disebabkan oleh berbagai hal dan kadang diperlukan pengobatan khusus.
Namun sebagian besar diare dapat diobati sendiri di rumah, meskipun kita tidak
yakin penyebab yang menimbulkannya. Diare tak pernah pandang bulu, ia dapat
menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita, baik orang tua maupun muda.
Diare seringkali dianggap sebagai penyakit sepele, padahal di tingkat global
dan nasional fakta menunjukkan sebaliknya. Menurut catatan WHO, diare membunuh
dua juta anak di dunia setiap tahun, sedangkan di Indonesia, menurut Surkesnas
(2001) diare merupakan salah satu penyebab kematian kedua terbesar pada balita.
2.2 Faktor pencetus diare
- Tangan yang kotor
- Makanan dan minuman yang terkontaminasi virus dan bakteri
- Ditularkan oleh binatang peliharaan
- Kontak langsung dengan feses atau material yang menyebabkan diare ( cara membersihkan diri yang tidak benar setelah ke luar dari toilet)
2.3 Penyebab
Diare dapat
disebabkan dari faktor lingkungan atau dari menu makanan. Faktor lingkungan
dapat menyebabkan anak terinfeksi bakteri atau virus penyebab diare. Makanan
yang tidak cocok atau belum dapat dicerna dan diterima dengan baik oleh anak
dan keracunan makanan juga dapat menyebabkan diare.
Kadang kala
sulit untuk mengetahui penyebab diare. Diare dapat disebabkan oleh infeksi pada
perut atau usus. Peradangan atau infeksi usus oleh agen penyebab :
1. Bakteri , virus, parasit ( jamur, cacing , protozoa)
1. Bakteri , virus, parasit ( jamur, cacing , protozoa)
- Virus (penyebab diare tersering – dan umumnya karena Rotavirus) gejala : Berak-berak air (watery), berbusa, TIDAK ada darah lendir, berbau asam.Virus penyebab diare Viral gastroenteritis atau yang dikenal sebagai "stomach virus", virus perut.
- Bakteri - Berak2 dengan darah/lendir , sakit perut. Memerlukan antibioka sebagai terapi pengobatan.
- Parasite(Giardiasis) - Berak darah+/- dan lendir, sakit perut. perlu antiparasite. Parasit cryptosporidium atau microsporidium menyebabkan diare yang terjadi pada banyak Odha. Kejadian infeksi parasit ini sudah menurun di AS sejak terapi antiretroviral (ART) dipakai.
Macam-macam
bakteri dan parasit yang biasa menyerang perut :
- E. Coli bacteria
- Salmonella enteritidis bacteria
- Compylobacter bacteria
- Shigella bacteria
- Giardo parasite
- Cryptosporidium parasite
2. Keracunan makanan/minuman yang disebabkan oleh bakteri maupun bahan kimia.Contoh Obat ARV
- Obat ARV: Beberapa jenis obat yang dipakai oleh Odha dapat menyebabkan diare. Hal ini sering berlaku dengan nelfinavir, ritonavir, Kaletra, ddI, foskarnet, tipranavir dan interferon alfa.
- Anak sedang terapi dengan pemakaian antibiotilka – Bila diare terjadi saat anak sedang dalam pengobatan antibiotika, maka hubungi dokter anda.
- Terlalu banyak makan buah mentah atau makanan berlemak
3. kekurangan gizi misalnya :
kelaparan, kekurangan zat putih telur
·
Gizi yang buruk. Keadaan ini melemahkan kondisi tubuh penderita, sehingga
timbulnya diare akibat penyakit lain menjadi sering dan semakin parah
4. Tidak tahan terhadap makanan tertentu, misalnya : Alergi terhadap susu , si anak tidak tahan meminum susu yang mengandung lemak atau laktosa
- Alergi susu,- diare biasanya timbul beberapa menit atau jam setelah minum susu tersebut , biasanya pada alergi susu sapi dan produk-produk yang terbuat dari susu sapi.
- Penggunaan obat-obatan tertentu yang tidak dapat diterima oleh jaringan tubuh akan menyebabkan penyakit sampingan berupa diare
5. Immuno defesiensi
6. Reaksi Obat Contoh antibiotik,
obat-obat tekanan darah dan antasida yang mengandung magnesium.
7. Penyakit
Intestinal Penyakit inflamasi usus atau penyakit abdominal. Gangguan fungsi
usus, seperti sindroma iritasi usus dimana usus tidak dapat bekerja secara
normal
2.4 Gejala Penyakit Diare
Gejala diare atau mencret adalah
tinja yang encer dengan frekuensi 4 kali atau lebih dalam sehari, yang kadang
disertai :1. Muntah2.
Badan lesu atau lemah3. Panas4.
Tidak nafsu makan5. Darah dan lendir dalam
kotoranRasa mual dan muntah-muntah dapat mendahului diare yang disebabkan oleh
infeksi virus. Infeksi bisa secara tiba-tiba menyebabkan diare, muntah, tinja
berdarah, demam, penurunan nafsu makan atau kelesuan. Selain itu, dapat pula
mengalami sakit perut dan kejang perut, serta gejala- gejala lain seperti flu
misalnya agak demam, nyeri otot atau kejang, dan sakit kepala. Gangguan bakteri
dan parasit kadang-kadang menyebabkan tinja mengandung darah atau demam tinggi
2.5. Jenis- Jenis Diare
1. Diare akut :
merupakan diare yang disebabkan oleh virus yang disebut Rotavirus yang ditandai
dengan buang air besar lembek/cair bahkan dapat berupa air saja yang
frekuensinya biasanya (3 kali atau lebih dalam sehari) dan berlangsung kurang
dari 14 hari. Diare rotavirus ini merupakan virus usus patogen yang menduduki
urutan pertama sebagai penyebab diare akut pada anak
2. Diare bermasalah:
merupakan diare yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, parasit,
intoleransi laktosa, alergi protein susu sapi. Penularan secara fecal- oral,
kontak dari orang ke orang atau kontak orang dengan alat rumah tangga. diare
ini umumnya diawali oleh diare cair kemudian pada hari kedua atau ketiga bar
muncul darah, dengan maupun tanpa lendir, sakit perut yang diikuti munculnya
tenesmus panas disertai hilangnya nafsu makan dan badan terasa lemah.
3. Diare persisten:
merupakan diare akut yang menetap, dimana titik sentral patogenesis diare
persisten adalah kerusakan mukosa usus. penyebab diare persisten sama dengan
diare akut.(Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare edisi ke 3 depkes RI
Direktorat Jenderal PPM& PL tahun 2007)
2.6. Masa Inkubasi
Masa dari
masuknya kuman ke dalam tubuh sampai timbulnya gejala atau yang disebut masa
inkubasi bervariasi tergantung pada jenis kuman penyebabnya. Shigella
misalnya, memiliki masa inkubasi 16 sampai 72 jam, sedangkan masa inkubasi
virus berkisar antara 4 sampai 48 jam. Sedangakan parasit umumnya memiliki masa
inkubasi yang lebih panjang, seperti Giardia misalanya, memiliki masa inkubasi
antara 1 sampai 3 minggu.
2.7.Lama Sakit
Lama sakit juga tergantung pada jenis kuman penyebabnya. Pada diare ringan
akibat virus umumnya berlangsung selama beberapa hari dimana anak hanya memerlukan
perawatan ringan seperti istirahat dan pemberian cairan yang adekuat. Tidak
diperlukan obata-obat seperti antibiotik untuk perawatan diare seperti ini.
Sedangkan diare akibat bakteri atau parasit lain umumnya selain pemberian
cairan pada kasus-kasus tertentu seperti pada anak kurang gizi diperlukan
perawatan dengan antibiotika untuk mencegah penyebaran kuman ke seluruh tubuh.
2.8. Penularan
Penularan penyakit diare adalah
kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung, seperti :
·
Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari
oleh serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor
·
Bermain dengan mainan yang terkontaminasi, apalagi pada bayi sering
memasukan tangan/ mainan / apapun kedalam mulut. Karena virus ini dapat
bertahan dipermukaan udara sampai beberapa hari.
·
Pengunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan benar
·
Pencucian dan pemakaian botol susu yang tidak bersih
·
Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar atau
membersihkan tinja anak yang terinfeksi, sehingga mengkontaminasi perabotan dan
alat-alat yang dipegang.
2.9. Pengobatan
Terhadap Penyakit Diare
Karena
bahaya diare terletak pada dehidrasi maka penanggulangannya dengan cara
mencegah timbulnya dehidrasi dan rehidrasi intensif bila telah terjadi
dehidrasi. Cairan rehidrasi oral yang dipakai oleh masyarakat adalah air
kelapa, air tajin, ASI, air teh encer, sup wortel, air perasan buah, dan
larutan gula garam (LGG). pemakaian cairan ini lebih dititik
beratkan pada pencegahan timbulnya dehidrasi, sedangkan bila terjadi dehidrasi
sedang atau berat sebaiknya diberi minum oralit.Oralit merupakan salah satu
cairan pilihan untuk mencegah dan mengatasi dehidrasi. Oralit sudah dilengkapi
dengan elektrolit, sehingga dapat menggantikan elektrolityang ikut hilang
bersama cairan
2.10. Perawatan
Anak yang
mengalami diare berat dan lama yang disertai dengan demam, muntah, atau nyeri
perut atau yang kotorannya terdapat darah atau lendir harus segera dibawa ke
dokter.
Walaupun anak tidak menunjukkan
gejala-gejala di atas tetapi anak tampak mengalami dehidrasi dengan tanda-tanda
mulut dan lidah kering, kulit yang kering dan pucat, mata cowong, penurunan
aktivitas (tampak mengantuk atau lelah), dan menurunnya jumlah kencing dari
biasanya juga harus segera dibawa ke dokter.
Perawatan utama terhadap anak
yang mengalami diare adalah pemberian cairan yang adekuat dengan cairan yang
sesuai. Cairan ini dapat diberikan baik melalui mulut ataupun melalui infus
bila anak mengalami dehidrasi sedang sampai berat. Bayi dan anak kecil
sebaiknya tidak diberi cairan berupa air saja karena air tidak mengandung garam
dan mineral serta zat gizi yang diperlukan.
Prinsip utama perawatan diare
adalah penggantian cairan serta garam dan mineral yang hilang melalui kotoran,
muntah dan demamnya. Perkiraan jumlah cairan yang hilang dan beratnya muntah
serta diare akan menentukan jenis terapi yang akan diberikan oleh dokter.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Nutrisi parenteral tidak
bertujuan menggantikan kedudukan nutrisi enteral lewat usus yang normal. Segera
jika usus sudah berfungsi kembali, perlu segera dimulai nasogastric feeding,
dengan sediaan nutrisi enteral yang mudah dicerna.
Nutrisi parenteral dapat
diberikan dengan aman jika megikuti pedoman diatas. Karena tubuh penderita
perlu waktu adapatasi terhadap perubahan mekanisme baru maka selama penyesuaian
tersebut jangan memberi beban yang berlebihan: � START SLOW GO SLOW- OBSERVE CAREFULLY, TREAT
IMMEDIATELY�
Perbaikan dari komposisi subtrat
nutrisi, perbaikan tehnik, pengetahuan, skala prioritas dalam support metabolik
dan bedside monitor, dibutuhkan untuk mencapai recovery yang maksimal.
Saat ini ditemukan immunonutrition
yang bertujuan untuk meningkatkan immune respons pada pasien-pasien critical
ill agar supaya outcome klinis dapat diperbaiki dan lama rawat rumah sakit
dapat diturunkan seperti arginine, glutamine, glycine,( golongan asam
amino),fatty acids, nucleotide.
DAFTAR PUSTAKA
abeacheagle.blogspot.com.
2012. Pengembangan Sumber Daya Manusia
Indonesia di Bidang Pariwisata. Penerbit
: Google Search. Diunduh Tanggal 26 November 2012 pada Hari Senin.
Depkes RI. 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Penerbit : Kementerian
Kesehatan RI, Jakarta.
emperordeva.wordpress.com.
2008. SDM Indonesia dalam Persaingan
Global. Penerbit : Google Search. Diunduh Tanggal 26 November 2012 pada
Hari Senin.
sdmrumahsakit.blogspot.com.
2011. SDM Kesehatan. Penerbit : Google
Search. Diunduh Tanggal 26 November 2012 pada Hari Senin.
sembiringjuniati.blogspot.com.
2012. Sistem Pengembangan SDM. Penerbit
: Google Search. Diunduh Tanggal 26 November 2012 pada Hari Senin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar