JellyPages.com

Minggu, 28 April 2013

kata siapa Nyantri itu menyebalkan ? Menurut saya Tidak, kok !

         Pernah merasakan asiknya dunia pesantren merupakan pengalaman terindah yang tak kan pernah bisa ku lupakan. Mulai dari bagaimana rasanya makan dengan antrian panjang, mandi pun juga demikian, intinya tiada hari tanpa antri. Assik bukan ? ya, tentu saja. Bisa tidur bersama teman teman yang berbeda daerah, pulau, propinsi, bahkan beda negara, merupakan hal menarik yang penuh dengan cerita yang tiada akhirnya. Tidur berderet seperti halnya ikan pepes merupakan keunikan yang dimiliki pesantren.

        Di pesantren pula, aku merasakan indahnya kedisiplinan yang sebenarnya. pesantren itu bukan tempat militer, tapi tempat mencetak manuasia yang jauh lebih pandai daripada militer. kenapa tidak ? bayangkan saja, kita mulai beraktifitas sejak bangun tidur (pukul tiga pagi), mandi, qiyamul lail, dzikir, subuh, hingga kulsup dan pengajian kitabpun kami lewati, tak lupa pula di tambah dengan kegiatan muhadlarah pada hari hari tertentu. setelah itu, kami diberikan waktu untuk Sarapan, dimana pukul setengah tujuh teeeeeeeng, kami  harus sudah tiba di kelas masing masing, jika tidak ? wah, merupakan suatu kesialan yang sulit di lupakan, Berdiri di Bundaran taman, di ceramahi, di omelin, di hukum pula, entah itu di jemur, di suruh bersih bersih, bahkan disuruh ngafalin Vocab 3 bahasa, Ampyuuuuun deh kalo uda kena hukum, serasa pengen kabur.


       Setibanya kami di kelas, pada ustad dan ustadzah sudah pada bersiap dengan setumpuk hafalan dan penagihan setoran, entah itu, nushus, muthala'ah, bahkan materi arabiyah (nahwu sharraf) yang selalu menjadi momok dalam hidupku di pesantren, hahah, ya karana 2 mata pelajaran itu adalah yang paling sulit dan membuatku pusing berkepanjangan, so, tiduran aja deh kalo udah pas pelajaran itu, piiiiiiis ;)

      sekolah belum usai, tepat 5menit sebelum dhuhur, kami harus karapan siang, berlomba menuruni tangga kelas, berlomba masuk gerbang asrama, dan berlomba pula masuk kamar mandinya. ya, semua itu kami lakukan tidak lain dan tidak bukan agar tidak terlambat tiba di Mushalla. jika tidak, di hukum lagi, di omelin lagi, oh Tuhaaaaan. setelah shalat dhuhur, kami pun harus tiba di kelas tepat waktu, jadi buru buru ganti seragam, naik tangga, dan stand by dikelas, sebelum mu'allimah peniupppp pluit beraksi, Priiiiiiiiiiit.... Priiiiiit... Priiiiiiit... tanda bahwa kami harus sudah di kelas, ji9ka masih keliaran , di jemur ampe gosong ! :(

        Setelah sekolah , kami makan siang, itupun hanya beberapa menit saja, sebab setelah itu, kami harus buru buru untuk mengikuti kegiatan kompetensi dasar pondok, dan lagi lagi, jangan sampai terdengar buniyi priiiiiiiiiitt, jika tidak ingin di jemur lagi. Jam 3 sore semuanya harus sudah selesai sebab kami lagi lagi harus kembali ke Mushalla, Shalat Asar kawan. ba'da asar kami pun harus tepat waktu untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler pilihan, tak boleh diam di kamar, kalau ketahuan, hemmmb... syarit!!! Itupun kalo tidak jamnya Dinatrian (Pramuka keputrian) kami seperti halnya SAPEH kerrap, dari mushalla sudah berlarian menuju asrama, sampai sampai lapangan Beddinah Ber ngabber. Ustadzpun Berhenti menyalakan mesin sepeda motornya, jika tidak tetep saja beliau di terobos oleh para santriwati, saking takut terlambatnya ikut Dinatri. hahhaha, lucu sekali bukan ? menurutku sih 

        Setelah itu kita salat magrib , halaqah pengajian alqur-an, dan shalat Isya, setelah itu belajar malam. dan pukul 9 teeeet, kita sudah harus memejamkan mata, jika tidak, berdiri depan kamar, ngatamin yasin 10 kali, sungguh pahala yang tak ternilai, salakan ikhlas, heheh

ya,,.. begitulah budaya pesanteran yang tak pernah saya lupakan, terlihat seperti momok saaat di jalani, tapi jika sudah usai, saya rindu dan amat sangat rindu :( 

5 komentar:

  1. Wahyunie Enka Emha29 April 2013 pukul 04.17

    Oohh Alpend..!!

    saya rindu cari mangsa lagi di kantin.. :)

    BalasHapus
  2. haha, iyah ta ? saya cuma rindu cimol mbak ana

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku kangen pak imam juga wess...

      kasihan, udah sering benerin lampu kelas yg sering dicolong dulu

      Hapus